Senin, 01 Desember 2008

Dua Pemanjat Jatim Tampil di World Youth Camphionship

Surabaya, Kominfo Newsroom -- Dua pemanjat tebing junior Jawa Timur, yaitu Aan Aviansyah (Surabaya) dan Akbar Huda (Gresik), dipastikan tampil di kejuaraan junior panjat tebing dunia yang akan berlangsung di Australia, dari 27 Agustus hingga 1 September 2008.

Ketua Harian Pengurus Propinsi (Pengprop) Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Jawa Timur, Sulistiyono Dwinugroho Spd di Surabaya, Jumat (22/8) mengatakan, dipilihnya kedua pemanjat di even internasional itu karena prestasi, kemampuan maupun kekuatan kedua atletnya sudah tidak diragukan lagi.

''Bila dilihat dari data prestasi kedua pemanjat, saya katakan mereka berdua lagi menunjukkan grafik peningkatan,'' ujarnya seraya menambahkan khusus Aan Aviansyah yang baru pertama kali tampil di PON XVII Kaltim lalu juga turut menyumbangkan medali emas untuk skuad FPTI Jatim.

Hal ini membuktikan bahwa mereka pantas diberikan prioritas untuk berlaga serta bersaing dengan para pemanjat andal dari mancanegara di even yang bertajuk ''World Youth Championship 2008'' dan akan digelar pada 27 Agustus-1 September 2008.

Untuk ukuran usia, mereka masih berstatus atlet junior, namun ia yakin mereka dapat menunjukkan prestasi meskipun harus bersaing dengan lawan yang lebih berpengalaman dan senior.

Diharapkan, even ini dapat membantu untuk menambah jam terbang maupun pengalaman bertanding, sehingga potensi generasi muda dapat semakin solid dalam berprestasi baik ditingkat nasional maupun internasional.

Sulis memprediksi, persaingan bakal terjadi dengan ketat, pasalnya pemanjat-pemanjat andal dari negara bagian pecahan Soviet, Eropa, Cina, Hongkong, Korea, Jepang, dan Asia Oceania diprediksikan bakal mengirimkan atletnya.

sumber:http://www.endonesia.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=7&artid=1908

Pesawat Tak Laku untuk Mudik

Jakarta, Kominfo Newsroom -– Jumlah penumpang penerbangan domestik pada musim mudik lebaran 2008 mengalami penurunan 15 hingga 30 persen, tapi sebaliknya, jumlah penumpang angkutan udara ke luar negeri justru mengalami peningkatan hingga 25 persen.

Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal mengakui, penurunan jumlah penumpang angkutan udara untuk penerbangan domestik ini terjadi akibat tingginya tarif pesawat bahkan hampir sama dengan tarif penerbangan ke luar negeri, sementara tarif penerbangan ke luar negeri tidak mengalami kenaikan.

''Pad ahal, penumpang angkutan udara umumnya adalah mereka yang berlibur dan bukan pulang kampung. Jadi, dengan kondisi demikian, mereka lebih memilih berlibur ke luar negeri,'' kata Menhub di Jakarta, Senin (6/10).

Dengan kondisi yang demikian, maka para calon penumpang akan membandingkan harga. Jika harga tiket dengan rute penerbangan Jakarta – Surabaya dengan Jakarta – Singapura hanya selisih sedikit saja, maka mereka akan banyak yang memilih tujuan ke luar negeri.

Sementa ra alasan mengapa maskapai penerbangan memilih memberlakukan tarif batas atas, Menhub menjelaskan, karena ketika maskapai mengangkut para pemudik, jumlah penumpangnya memang tinggi. Tapi, saat mengarah balik, pesawatnya kosong, sehingga load factornya rendah. “Dengan begitu seolah-olah tarif diterapkan untuk untuk rute pulang dan pergi,” ungkap Menhub.

Hasil evaluasi sementara di dapati, banyaknya penumpang mudik yang lebih memilih menggunakan moda transportasi darat, kereta api dan laut. Mereka yang menggunakan moda udara kebanyakan adalah yang hendak pergi berlibur.

''Mes ki begitu, untuk tujuan tertentu seperti Medan dan Makassar memang masih banyak yang memilih menggunakan moda udara,'' kata Menhub.

sumber:http://www.endonesia.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=8&artid=2078

Indonesia-Cina Tunda Produksi Pesawat Angkut

Jakarta, Kominfo Newsroom -– Pemerintah Indonesia dan pemerintah RRC menunda kerjasama produksi bersama pesawat angkut personel sebagai salah satu kelanjutan kerjasama kemitraan strategis di bidang pertahanan, karena keduanya masih mengatasi masalah krisis keuangan dalam negeri.

''Saya tadi menanyakan apakah kita bisa produksi bersama dan juga pendanaan bersama. Namun ternyata mereka baru membahas kerjasama tersebut,'' kata Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, usai menerima Menhan RRC Jenderal Chi Wanchun di Dephan Jakarta, Senin (24/11).

Menuru t Menhan, pihaknya masih menunggu perkembangan dari pemerintah China, yang saat ini baru memusatkan perhatian kepada masalah untuk mengatasi krisis keuangan dalam negerinya dengan meluncurkan penggalakan program ekonominya sebesar US$586 miliar .

''Nanti kalau mereka sudah mantap tentang itu, baru kita membahas lebih lanjut secara rinci. Cuma ditunda keputusaan menunggu sampai pemantapan keadaan,'' ujar Juwono Sudarsono

sumber: http://www.endonesia.com/mod

Bencana Meningkat, Kematian Menurun

Jakarta, Kominfo Newsroom -- Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Depkes, Dr. Rustam Pakaya mengatakan, frekwensi bencana dalam tiga tahun terakhir ini meningkat, tetapi angka kematian menurun.

Dia menjeleskan di Jakarta, Senin (10/11), tahun 2006 jumlah kejadian bencana 162 kali, meninggal 7.679 orang, rawat inap 30.506, rawat jalan 260.604, hilang 712, pengungsi 2.485.953.

Tahun 2007, jumlah bencana 205 kali, korban meninggal 642, rawat inap 3.479, rawat jalan 351.857, hilang 507 orang, pengungsi 807.708, ujarnya.

Pada 2008 antara Januari hingga Oktober terjadi 367 kali bencana dengan korban meninggal 290 orang, rawat inap 2.463, rawat jalan 71.734, hilang sembilan orang dan pengungsi 245.238 orang, katanya.

sumber:http://www.endonesia.com

Hari aids Sedunia



PBB memperingati Hari AIDS Sedunia hari ini, dengan tekanan khusus pada peran perorangan dalam memberantas penyebaran HIV, virus penyebab penyakit AIDS. Tema peringatan hari ini adalah 'Aku Peduli, Pedulikah Anda?'. Slogan itu bertujuan menciptakan fokus pada apa yang dapat dilakukan perorangan, terutama pria, untuk membasmi HIV dan AIDS. Angka-angka terbaru PBB menunjukkan, sekarang ini 40 juta orang mengidap HIV atau AIDS, yang berarti naik empat juta kasus dari tahun lalu. Beberapa negara melancarkan kampanye dan program AIDS bertepatan dengan peringatan Hari AIDS Sedunia ini. Di wilayah Sahara Selatan, Afrika, AIDS telah mencapai tingkat wabah, dan menjadi penyebab kematian utama di sana. Namun para pejabat PBB mengatakan, penyakit itu menyebar paling cepat di Eropa Timur, dan Ukraina memiliki tingkat infeksi tertinggi. Hari AIDS Sedunia dinyatakan tahun 1988 dalam sebuah konferensi para menteri kesehatan sedunia, sebagai suatu cara untuk memberitahu masyarakat mengenai penyakit itu.

sumber:http://www.voanews.com/indonesian/archive/2001-12/a-2001-12-01-3-1.cfm

Senin, 24 November 2008

sejarah islam di indonesia

SEJARAH ISLAM DI INDONESIA

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama berdiri. Dalam perjalanan yang memakan waktu empat tahun ini, para utusan Utsman ternyata sempat singgah di Kepulauan Nusantara. Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 674 M, Dinasti Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di pantai barat Sumatera. Inilah perkenalan pertama penduduk Indonesia dengan Islam. Sejak itu para pelaut dan pedagang Muslim terus berdatangan, abad demi abad. Mereka membeli hasil bumi dari negeri nan hijau ini sambil berdakwah.
Lambat laun penduduk pribumi mulai memeluk Islam meskipun belum secara besar-besaran. Aceh, daerah paling barat dari Kepulauan Nusantara, adalah yang pertama sekali menerima agama Islam. Bahkan di Acehlah kerajaan Islam pertama di Indonesia berdiri, yakni Pasai. Berita dari Marcopolo menyebutkan bahwa pada saat persinggahannya di Pasai tahun 692 H / 1292 M, telah banyak orang Arab yang menyebarkan Islam. Begitu pula berita dari Ibnu Battuthah, pengembara Muslim dari Maghribi., yang ketika singgah di Aceh tahun 746 H / 1345 M menuliskan bahwa di Aceh telah tersebar mazhab Syafi'i. Adapun peninggalan tertua dari kaum Muslimin yang ditemukan di Indonesia terdapat di Gresik, Jawa Timur. Berupa komplek makam Islam, yang salah satu diantaranya adalah makam seorang Muslimah bernama Fathimah binti Maimun. Pada makamnya tertulis angka tahun 475 H / 1082 M, yaitu pada jaman Kerajaan Singasari. Diperkirakan makam-makam ini bukan dari penduduk asli, melainkan makam para pedagang Arab.
Sampai dengan abad ke-8 H / 14 M, belum ada pengislaman penduduk pribumi Nusantara secara besar-besaran. Baru pada abad ke-9 H / 14 M, penduduk pribumi memeluk Islam secara massal. Para pakar sejarah berpendapat bahwa masuk Islamnya penduduk Nusantara secara besar-besaran pada abad tersebut disebabkan saat itu kaum Muslimin sudah memiliki kekuatan politik yang berarti. Yaitu ditandai dengan berdirinya beberapa kerajaan bercorak Islam seperti Kerajaan Aceh Darussalam, Malaka, Demak, Cirebon, serta Ternate. Para penguasa kerajaan-kerajaan ini berdarah campuran, keturunan raja-raja pribumi pra Islam dan para pendatang Arab. Pesatnya Islamisasi pada abad ke-14 dan 15 M antara lain juga disebabkan oleh surutnya kekuatan dan pengaruh kerajaan-kerajaan Hindu / Budha di Nusantara seperti Majapahit, Sriwijaya dan Sunda. Thomas Arnold dalam The Preaching of Islam mengatakan bahwa kedatangan Islam bukanlah sebagai penakluk seperti halnya bangsa Portugis dan Spanyol. Islam datang ke Asia Tenggara dengan jalan damai, tidak dengan pedang, tidak dengan merebut kekuasaan politik. Islam masuk ke Nusantara dengan cara yang benar-benar menunjukkannya sebagai rahmatan lil'alamin.
Dengan masuk Islamnya penduduk pribumi Nusantara dan terbentuknya pemerintahan-pemerintahan Islam di berbagai daerah kepulauan ini, perdagangan dengan kaum Muslimin dari pusat dunia Islam menjadi semakin erat. Orang Arab yang bermigrasi ke Nusantara juga semakin banyak. Yang terbesar diantaranya adalah berasal dari Hadramaut, Yaman. Dalam Tarikh Hadramaut, migrasi ini bahkan dikatakan sebagai yang terbesar sepanjang sejarah Hadramaut. Namun setelah bangsa-bangsa Eropa Nasrani berdatangan dan dengan rakusnya menguasai daerah-demi daerah di Nusantara, hubungan dengan pusat dunia Islam seakan terputus. Terutama di abad ke 17 dan 18 Masehi. Penyebabnya, selain karena kaum Muslimin Nusantara disibukkan oleh perlawanan menentang penjajahan, juga karena berbagai peraturan yang diciptakan oleh kaum kolonialis. Setiap kali para penjajah - terutama Belanda - menundukkan kerajaan Islam di Nusantara, mereka pasti menyodorkan perjanjian yang isinya melarang kerajaan tersebut berhubungan dagang dengan dunia luar kecuali melalui mereka. Maka terputuslah hubungan ummat Islam Nusantara dengan ummat Islam dari bangsa-bangsa lain yang telah terjalin beratus-ratus tahun. Keinginan kaum kolonialis untuk menjauhkan ummat Islam Nusantara dengan akarnya, juga terlihat dari kebijakan mereka yang mempersulit pembauran antara orang Arab dengan pribumi.
Semenjak awal datangnya bangsa Eropa pada akhir abad ke-15 Masehi ke kepulauan subur makmur ini, memang sudah terlihat sifat rakus mereka untuk menguasai. Apalagi mereka mendapati kenyataan bahwa penduduk kepulauan ini telah memeluk Islam, agama seteru mereka, sehingga semangat Perang Salib pun selalu dibawa-bawa setiap kali mereka menundukkan suatu daerah. Dalam memerangi Islam mereka bekerja sama dengan kerajaan-kerajaan pribumi yang masih menganut Hindu / Budha. Satu contoh, untuk memutuskan jalur pelayaran kaum Muslimin, maka setelah menguasai Malaka pada tahun 1511, Portugis menjalin kerjasama dengan Kerajaan Sunda Pajajaran untuk membangun sebuah pangkalan di Sunda Kelapa. Namun maksud Portugis ini gagal total setelah pasukan gabungan Islam dari sepanjang pesisir utara Pulau Jawa bahu membahu menggempur mereka pada tahun 1527 M. Pertempuran besar yang bersejarah ini dipimpin oleh seorang putra Aceh berdarah Arab Gujarat, yaitu Fadhilah Khan Al-Pasai, yang lebih terkenal dengan gelarnya, Fathahillah. Sebelum menjadi orang penting di tiga kerajaan Islam Jawa, yakni Demak, Cirebon dan Banten, Fathahillah sempat berguru di Makkah. Bahkan ikut mempertahankan Makkah dari serbuan Turki Utsmani.
Kedatangan kaum kolonialis di satu sisi telah membangkitkan semangat jihad kaum muslimin Nusantara, namun di sisi lain membuat pendalaman akidah Islam tidak merata. Hanya kalangan pesantren (madrasah) saja yang mendalami keislaman, itupun biasanya terbatas pada mazhab Syafi'i. Sedangkan pada kaum Muslimin kebanyakan, terjadi percampuran akidah dengan tradisi pra Islam. Kalangan priyayi yang dekat dengan Belanda malah sudah terjangkiti gaya hidup Eropa. Kondisi seperti ini setidaknya masih terjadi hingga sekarang. Terlepas dari hal ini, ulama-ulama Nusantara adalah orang-orang yang gigih menentang penjajahan. Meskipun banyak diantara mereka yang berasal dari kalangan tarekat, namun justru kalangan tarekat inilah yang sering bangkit melawan penjajah. Dan meski pada akhirnya setiap perlawanan ini berhasil ditumpas dengan taktik licik, namun sejarah telah mencatat jutaan syuhada Nusantara yang gugur pada berbagai pertempuran melawan Belanda. Sejak perlawanan kerajaan-kerajaan Islam di abad 16 dan 17 seperti Malaka (Malaysia), Sulu (Filipina), Pasai, Banten, Sunda Kelapa, Makassar, Ternate, hingga perlawanan para ulama di abad 18 seperti Perang Cirebon (Bagus rangin), Perang Jawa (Diponegoro), Perang Padri (Imam Bonjol), dan Perang Aceh (Teuku Umar).(Bersambung)
sumber: www.ummah.net/islam/nusantara/sejarah.html

Karies

Karies merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang disebabkan oleh beberapa faktor, saya rasa sudah perbah saya bahas dan dipostingan sebelumnya anda akan lebih jelas mengenai karies :). Diet salah satu trend anak muda sekarang terutama bagi para remaja putri yang ingin tampil lebih PD dan menjaga kelangsingan tubuhnya. Namun apa hubungan antara karies dan diet ya? disini saya akan coba menjelaskan sedikit.